Rabu, 30 Januari 2013

Pabrik Gula, Wahana Baru Edukasi dan Rekreasi

Pendahuluan

Pabrik gula di Indonesia adalah harta karun. Karya besar yang masih berdiri kokoh hingga kini. Usianya sebagian besar sudah lewat seabad dan masih beroperasi. Kini, pabrik gula di Indonesia mendapat perhatian yang besar karena nilai historisnya yang tinggi. Lewat tulisan ini saya ingin memberikan tulisan tentang pemanfaatan pabrik gula sebagai wahana wisata bertema edukasi dan rekreasi.

Transformasi menuju wisata pabrik gula

 

Transformasi adalah kata kuncinya.
Seperti yang tampak pada flowchart di atas, ada lima kunci perubahan: modal, konsep, sistem, infrastruktur, dan pemasaran. Seluruhnya penting untuk mengubah pabrik gula yang awalnya berkesan kuno, besar, dan hanya untuk kalangan tertentu. Wisata pabrik gula adalah prospek baru yang membawa brand bersejarah dan inspiratif.

Analisis yang saya lakukan hanya meliputi konsep, infrastruktur, dan pemasaran. Modal dan sistem ditangani sendiri oleh PTPN selaku pemilik dan pengelola pabrik gula yang ada di Indonesia. Harapan saya, dengan adanya proses yang terdefinisi seperti ini hasil maksimum dapat diperoleh. Bila ditemui kegagalan dapat dilakukan analisis bagian proses mana yang tidak sesuai harapan.

Kembali ke Dasar: Konsep Wisata

Pertama-tama saya ingin menjelaskan mengapa pabrik gula bertema edukasi dan rekreasi. Berangkat dari hukum ekonomi sederhana: jual/sediakan apa yang diminta oleh orang banyak. Give demands our supply. Alasan orang berlibur, berdasarkan situs-situs yang populer di internet, antara lain:
1. Menyegarkan diri setelah jenuh dengan rutinitas
2. Mencari hal baru yang menarik
3. Menghilangkan stress
4. Meningkatkan kreativitas
5. Mempererat hubungan dengan orang lain (kerabat, kekasih, teman dekat, rekan kerja)
6. Menjaga kesehatan badan dan pikiran
7. Mengisi ulang energi
8. Belajar

Delapan poin di atas adalah permintaan dari wisatawan. Mereka mengharapkan memperoleh semuanya dengan mengunjungi tempat wisata. Sekarang saya memposisikan diri sebagai orang yang memiliki pabrik gula. Apa yang saya miliki? Hal apa yang unik dalam pabrik gula dan bisa saya manfaatkan? Setelah riset sederhana, saya menemukan beberapa. Berikut ini daftarnya:
1. Arsitektur kolonial Belanda
2. Kereta lori
3. Mesin-mesin pembuat pabrik gula yang telah beroperasi sejak lama (dengan kata lain, jadul)
4. Tempat penelitian gula dan museum gula(optional)
5. Rumah lawas khas Belanda
6. Wilayah luas yang diliputi pepohonan
7. Kebun tebu yang luas
8. Tentu saja...gula dalam berbagai bentuk

Sekarang kita sudah memiliki dua list. Hal ini jadi semakin menarik. Kini kita dapat membuat konsep bagaimana satu aspek dalam pabrik gula (supply) memenuhi kebutuhan wisatawan (demand). Alur wisata yang mungkin ada beberapa. Berikut alur wisata yang saya nilai optimal:
  1. Berjalan-jalan di pabrik gula > Mengamati proses pembuatan gula dengan mesin-mesin besar > Melihat dan mencicipi gula secara langsung > Melihat pemanfaatan dan penelitian gula > Bersantai di tempat luas dan rindang yang tersedia
  2. Mengamati kereta lori dari dekat > Menaiki kereta lori dengan jalur yang tersedia > Turun di perkebunan tebu untuk bersantai dan mengamati kegiatan di kebun (bila memungkinkan) > Lanjut naik kereta lori ke area pabrik > Bersantai di tempat luas dan rindang yang tersedia
  3. Menginap di rumah khas Belanda > Bersantai mengelilingi kompleks kebun tebu > Menjelajahi wisata pabrik gula
Berdasarkan pilihan wisata di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum wisata pabrik gula adalah edukasi dan rekreasi. Konsep ini nantinya akan dijadikan landasan untuk pembahasan bentuk transformasi berikutnya.
Yogi Saputro, 2013. jangan copas, berkaryalah

Urusan dengan Detail: Mewujudkan Tempat Wisata yang Nyata

Di Indonesia terdapat banyak tempat wisata. Ada yang terkenal, namun banyak juga yang tidak berkembang. Sebenarnya apa faktor penentunya? Menurut saya hal-hal berikut menentukan suksesnya suatu tempat wisata:
  1. Atraktif. Seberapa menarik jenis wisata yang disuguhkan di tempat itu? Ini pertanyaan dasar untuk menentukan respon wisatawan nantinya. Atraktif bisa diartikan juga mengundang rasa penasaran, serta membuat orang yang telah berkunjung ingin kembali lagi.
  2. Ciri Khas. Beberapa tempat wisata memiliki ciri khas yang tidak dimiliki tempat lain. Hal tersebut menimbulkan daya tarik tersendiri bagi orang-orang. Misalkan saja Menara Pisa yang miring. Dimana lagi kita dapat menemukan bangunan miring? Berbagai komentar yang muncul di masyarakat akan menimbulkan rasa penasaran untuk mengunjungi tempat itu.
  3. Harga Terjangkau. Harga paket wisata bermacam-macam tergantung tujuan dan packaging hiburan yang disediakan. Di sini yang penting adalah menentukan target pasar, kepada siapa wisata ini diperuntukkan. Setelah itu barulah harga paket wisatanya ditentukan. Soal wisata pabrik gula ini sendiri nanti kita bahas secara spesifik.
  4. Mudah Diakses. Para wisatawan tidak datang dari langit lalu masuk tempat wisata, bukan? Mereka datang dari berbagai tempat mencari hiburan baru. Tentu saja dengan sarana transportasi. Kendaraan pribadi atau angkutan umum. Dengan mudahnya akses ke tempat wisata, para wisatawan tidak akan enggan untuk mendatanginya.
  5. Bersih, Aman, dan Nyaman. Standar yang bagus harus diterapkan di tempat wisata. Tiga kondisi tersebut penting untuk menjaga mood wisatawan. Melihat satu aspek saja tidak memuaskan, mereka akan mengeluh dan mengomel. Hal ini bisa menurunkan nilai jual tempat wisata.
  6. Fasilitas Memadai. Ada tempat parkir yang teratur, toilet, mushola, tempat sampah, penjual jajan di tempat yang tertata, dan sebagainya. Semua penting untuk mendukung tempat wisata yang bersih, aman, dan nyaman.
Sekarang, saya akan menilai potensi wisata pabrik gula ini dengan enam indikator yang telah tertulis di atas. Penilaian saya lakukan seobjektif mungkin agar kelebihan yang ada dapat dimaksimalkan dan kekurangan dapat diminimalisir. Kemudian dalam beberapa hal nilai tiap pabrik gula di daerah tertentu berbeda. Jadi saya mengambil keputusan berdasarkan pendapat umum. Nilai maksimal per indikator adalah 10
Atraktif: 5/10 (Persepsi umum yang mungkin terdengar: apa yang menarik dari pabrik gula. Ini bukan berarti pabrik gula tidak menarik, melainkan kebanyakan orang tidak tahu hal-hal menarik dari pabrik gula.)
Ciri khas: 7/10 (Nilai sejarah yang tinggi, adanya kereta lori yang jarang dijumpai. Poin ini cukup bagus dan bisa menjadi brand untuk wisata pabrik gula nantinya)
Harga terjangkau: 9/10 (Pabrik gula dikelola oleh PTPN. Dana operasional dan perawatan tempat wisata pabrik gula seharusnya tidak meningkat signifikan karena akan sejalan dengan operasional industri. Dengan menekan harga paket wisata, target pasar bisa lebih luas.)
Mudah diakses: 8/10 (Dari sampel yang saya amati di Jawa Timur dan Jawa Tengah, pabrik gula umumnya terletak di tepi jalan raya. Tidak ada kesulitan untuk mencapainya. Dari pengamatan saya juga, pabrik gula sering terletak di pinggir kota.)
Bersih, aman, dan nyaman: 7/10 (Nilai ini sebenarnya tergantung dari pabrik gula itu secara spesifik. Namun umumnya sebagian besar pabrik gula telah dibenahi dari sisi penampilan sejak tahun 2012.)
Fasilitas memadai: 6/10 (Kebutuhan industri berbeda dengan kebutuhan tempat wisata. Untuk mendukung pabrik gula sebagai tempat wisata perlu dibangun beberapa sarana tambahan)

Langkah penting dalam membangun pabrik gula adalah membangun fasilitas tambahan wisata dan meningkatkan daya tarik. Dalam bagian ini saya hanya menjelaskan detail tentang bagian fasilitas tambahan wisata. Bagian untuk meningkatkan daya tarik (yang nantinya berhubungan dengan pemasaran) akan dibahas di bagian selanjutnya.

Di bagian sebelumnya telah saya buat konsep wisata. Kini kita akan memecahnya per bagian. Agar lebih singkat akan langsung saya paparkan yang diperlukan. Pertama, tempat parkir harus nyaman dan pintu masuk perlu didesain agar terlihat menarik. Dua tempat ini yang terlihat paling pertama dari luar, sehingga perlu first impression yang baik. Kemudian jalur wisata harus didesain dengan baik dan cermat agar wisatawan dapat menikmati perjalanan, namun juga tidak mengganggu proses produksi gula itu sendiri. Keselamatan juga tetap menjadi prioritas. Untuk kereta lori perlu adanya sistem antrian agar wisata berjalan tertib. Selama wisatawan mengantri ada baiknya diberi suguhan lain misalnya video dokumenter pembuatan gula dan sebagainya.
Kereta lori yang bersejarah
Yogi Saputro, 2013. jangan copas, berkaryalah
Jika memungkinkan, saya menyarankan ada sebagian area kebun tebu yang digunakan untuk rekreasi dan berfoto. Bahkan bila perlu diadakan wahana kecil semisal labirin/ taman sesat melewati kebun tebu (tetap mengutamakan safety, mengingat tanaman tebu itu daunnya berbulu halus yang dapat melukai). Kemudian tempat peristirahatan dibuat nyaman, kalau bisa dengan pohon rindang dan tempat bermain anak. Perlu juga disediakan kantin dan pusat oleh-oleh. Ide saya, pusat oleh-oleh sebaiknya yang berhubungan dengan gula atau tebu. Bisa makanan, kerajinan, dan oleh-oleh lainnya. Bahkan bila perlu dibuat konsep yang spesifik, misalnya "Istana Gula". Hal ini tentu menarik perhatian, terutama anak-anak. Pihak pengelola dapat mengajak warga lokal untuk berperan dalam penyediaan oleh-oleh ini. Ini solusi yang menguntungkan semua pihak dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal. Untuk paket menginap, disediakan rumah lawas ala Belanda (bila tersedia dan memungkinkan). Perawatan dan pelayanan pelanggan penting untuk hal ini.

Paket Wisata dan Pemasaran

Kita memiliki tiga konsep wisata yang terdefinisi. Dari ketiga konsep tersebut saya tuliskan paket wisata yang tersedia. Silakan lihat lagi di atas jika lupa penjelasan bentuk wisatanya.
  1. Paket kunjungan pabrik gula (nomor 1)
  2. Paket wisata kereta lori (nomor 2)
  3. Paket lengkap (nomor 1 dan 2)
  4. Paket deluxe (nomor 1,2, dan 3)
Paket 1 dan 2 adalah paket wisata pabrik gula bagian spesifik. Ditujukan untuk umum, terutama menengah ke bawah. Harga paket tersebut harus ditekan agar lebih menarik.Harga satu tiket tidak boleh melebihi Rp 10.000.
Paket lengkap ditujukan untuk orang yang ingin mencari pengalaman wisata yang lengkap. Targetnya pun masih luas. Secara matematis harganya adalah jumlah dari harga paket 1 dan 2. Strateginya, sebaiknya harganya dibuat lebih murah daripada total keduanya. Wisatawan umumnya akan menghitung bahwa paket lengkap lebih menguntungkan.
Sebagian wisatawan yang mengunjungi pabrik gula berasal dari luar negeri terutama Belanda. Alasannya adalah melihat kembali bangunan zaman nenek moyang. Hal tersebut melandasi dibuatnya paket 4 yang menawarkan penginapan di rumah ala belanda di kompleks wisata pabrik gula. Sasarannya adalah turis asing dan kalangan high-end. Dengan strategi ini wisata pabrik gula tidak dipandang untuk kalangan bawah saja. Tentu saja nantinya harus diimbangi dengan pelayanan prima.

Bagaimana memasarkan paket-paket wisata tersebut? Menurut saya ada tiga tahapan pemasaran yang penting yaitu:
  1. Rekomendasi wisata di berbagai media. Wisata pabrik gula ini sebaiknya tidak dibuat terlalu komersial, namun dikaitkan dengan nilai edukasi dan rekreasi yang dibawa. Kini ada banyak program TV, radio, berita surat kabar, serta tulisan di internet yang membahas referensi wisata. Lakukan kerja sama dengan media terkait untuk meliput pabrik gula sebagai destinasi wisata. Itu akan meningkatkan daya tarik sekaligus menciptakan brand. Bila perlu adakan penawaran khusus berupa potongan harga atau bingkisan spesial bagi wisatawan yang menulis tentang wisata pabrik gula di blog atau website pribadinya.
  2. Iklan di tempat umum dan dari mulut ke mulut. Utamakan tempat yang sesuai dengan tema yang disandang. Misalnya sekolah, taman bermain, pasar, dan sebagainya. Iklan umum memang tidak inovatif, tapi dapat bekerja dengan baik.
  3. Website di internet. Pihak pengelola perlu membuat konten informasi yang terkait dengan wisata pabrik gula. Bahkan sebaiknya menyediakan reservasi wisata secara online (pendukung utama paket wisata 4). Hal ini penting sekali karena masyarakat sudah terbiasa mencari informasi lewat internet. Jika tidak disediakan, potensi calon wisatawan di dunia maya bakal hilang. Jumlahnya tidak sedikit mengingat pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia saja sudah mencapai puluhan juta.


Yogi Saputro, 2013. jangan copas, berkaryalah 

Kesimpulannya, transformasi pabrik gula menjadi wisata pabrik gula adalah sesuatu yang menjanjikan. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, mengenalkan proses industri, dan tentu saja mendatangkan keuntungan. Semoga wisata dan industri gula di Indonesia selalu berkembang dan menjadi lebih baik.
Satu lagi, tulisan ini dipersembahkan untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan PTPN X. Saya berterimakasih atas kesempatannya. Namun ilmu yang saya tuliskan ini untuk semua orang. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar