Dua anak pergi ke sawah
Membawa seikat ketela dan seruling
Berharap kesenangan yang ditawarkan
Oleh Sang Pemilik Waktu
Bilis berkata pada kawannya, Musina
Mari kita lewat sungai
Dijawab dengan kekhawatiran
Sungai berkabar seram, berhantu
Tengok atas, hari masih siang
Tak mungkin hal buruk akan jadi
Perlahan mereka titi kayu melintang
Saat muncul tiba-tiba bunyi siul
Asalnya dari air terjun setinggi dada
Halo, sedang menikmati hari?
Tampak hanya ceruk batuan nan gelap
Musina dan Bilis merapat karena takut
Tidak terlintas pikirku untuk jahat
Hanya belum makan dari kemarin pagi
Tampaknya kalian membawa penganan
Sudikah merelakan sebagian untukku
Musina membatu ketika Bilis tergerak
Suara muncul lagi, ayo bawa kemari
Bilis mengambil sepotong ketela
Dilemparkan ke arah sungai berbatu
Ketela lenyap tertelan gelap
Musina dan Bilis menanti yang terjadi
Mendadak sesuatu terlempar keluar
Ketela Bilis, seolah tak tersentuh
Musina dan Bilis berpandangan heran
Suara muncul lagi, ayo bawa kemari
Giliran Musina melempar
Hasilnya sama, ketela terlempar jauh
Heran bercampur kesal, Bilis beranjak
Suara muncul lagi, ayo bawa kemari
Mendekat Bilis ke sungai tak deras
Meraih kegelapan dibalik air terjun
Ini ketelanya, jangan dilempar
Bilis masuk mencari-cari
Setangah badannya masuk kegelapan
Saat mendadak Bilis tergelincir masuk
Terdengar teriakan Bilis sesaat
Sebelum akhirnya sepi sunyi
Musina terperanjat tanpa kata
Berlari menuju desa seperti diburu
Orang-orang desa datang cepat
Mencoba menemukan Bilis di sungai
Tanpa hasil hingga matahari terbenam
Musina tidak berkata karena pilu
Malam tiba, terang bulan
Musina mencoba menghibur diri
Menghindarkan diri dari masalah
Dia main lagu dengan seruling
Berbagai lagu telah Musina mainkan
Satu lagu terakhir
Musik pengenang mereka berdua
Musina mendengar senandung
Musina sadar benar
Saat lagu ini dimainkan hanya satu yang bernyanyi
Bilis, yang suaranya makin lama makin jelas
Mata Musina menyapu kamar, tak ada siapapun
Senandung Bilis terdengar dekat
Seketika musik Musina berhenti
Tiba-tiba jendela kamar terbuka
Menampakkan Bilis yang pucat kurus
Bilis mencoba mendekati Musina
Namun Musina menyadari itu makhluk lain
Matanya putih kering, langkahnya lamban
Bau busuk meradang, lidahnya menjulur
Musina tertekan, tangannya meraih apapun di meja
Melempar makhluk itu dengan rasa jijik
Makhluk itu diam lama memandang Musina
Sebelum akhirnya berbalik hilang tak tentu
Lama setelahnya muncul legenda
Barangsiapa di daerah sungai desa bermain seruling
Malamnya akan didatangi Bilis untuk bernyanyi bersama
Untuk mengusirnya, melempar dengan ketela cara ampuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar